Masalah? Yap semua orang
pasti punya masalah.
Ada yg masalahnya kecil tapi kok rasanya dia terlalu
frustasi, ada yg terlalu banyak masalah malah jadi lupa alias mati rasa.
Dan, mungkin aku adalah salah
satu yg udah lupa alias mati rasa. Lupa gimana rasanya pertama kali ngerasain
satu beban yg terlalu membebani, lupa gimana rasanya mati rasa pertama kali,
lupa gimana rasanya merasakan dunia ini jatuh depan mata sendiri, lupa gimana
rasanya waktu dulu saat hidup masih nggak sehampa ini, dan mungkin udah lupa
gimana rasanya hangatnya kasih sayang.
Dari kecil emang dibiasain
jadi orang yg nggak lemah, nggak bergantung sama orang lain, selalu bisa dan
selalu menerima kenyataan pahit. Sepertinya hahaha
Entah kenapa aku 80% nggak
inget memori waktu TK dan 50% nggak inget beberapa memori waktu SD. Yang aku
inget cuma sebelum naik kelas 5 SD, my life always peaceful, awesome dan happy
forever! Haha 355 derajat berbanding terbalik dari sekarang :o
Ngerasain beban yg terlalu
membebani.
Yg namanya anak kecil, masa
kecil pasti identik dengan keluarga, kasih sayang, kebahagiaan, teman, dan
mainan. Kayaknya bahagia banget ya mereka yg mendapatkan semua itu, dalam tanda kutip "nggak perlu harus
kaya dan banyak duit, karna kebahagiaan itu sederhana tanpa ada yg harus
menjembatani." kenapa aku bilang beruntung? Karena aku nggak dapetin itu
semua penuh. Dari beberapa memori yg masih keinget tapi nggak seberapa jelas,
aku kurang kasih sayang dan keluarga. Orang tua sibuk, selengkapnya aku lupa
nggak inget apa-apa. Dan menurutku, itu semua membebani tanpa harus aku
mengungkapkannya.
Rasanya mati rasa dan rasanya
dunia jatuh di depan mata sendiri.
Keluarga kamu lengkap? Tapi
masih merasa kekurangan dan benci sama keluarga kamu? Seharusnya bersyukurlah
kamu. Keluargaku? Aku anak satu-satunya dan broken Home. Ini pertama kalinya
aku jujur sama semua, karena selama ini aku selalu menutupi meskipun kayaknya
udah banyak yg tau.
Kamu tau rasanya di dorong
jatuh ke jurang? Kamu tau rasanya mendaki gunung Everest lalu pas sampe puncak
kamu jatuh cuma gara-gara kerikil kecil? Kamu tau rasanya naik lift di lantai
172 lalu tiba-tiba liftnya jatuh? Nggak tau kan? Semoga kalian nggak merasakan. Dan semenjak jatuh itu, jadilah aku seperti
ini yg kalian bilang aku kaku, aku kuat, aku cuek, aku, entah aku apalah.
Jangan pernah menilai aku cuma dari apa yg kamu dengar, jangan pernah menilai
aku cuma dari apa yg kamu liat, jangan pernah menilai aku cuma dari satu sisi. Aku seperti itu cuma karena aku nggak pengen terlihat lemah, aku
ngelakuin itu semua cuma pengennya kalian tau kalo aku nggak pernah sedih, aku
kuat.
Semoga lewat puisi ini kalian
ngerti gimana hampa dan merindukan hangatnya kasih sayang di rumah, ini puisi
aku bikin pas aku lagi drop dan nggak ngerti harus gimana lagi.
Hidup terkadang memang terasa
begitu sulit tapi aku percaya, rencana tuhan itu pasti indah :)
Nah buat kalian yg udah baca
ini, aku cuma mau minta tolong satu hal "tolong jangan pernah menanyakan
hal ini secara langsung kepadaku" asal kamu tau, i'm not as strong as you
see.
Terima kasih banyak!
-wiyan dini kusuma-
0 komentar:
Posting Komentar